Dewasa ini, saya sebagai mahasiswa Sosiologi dituntut untuk lebih peka terhadap keadaan sekitar. Tidak hanya terhadap masalah-masalah sosial, namun juga kebiasaan yang ada di masyarakat, dan melihatnya secara beyond common sense. Karena bisa saja sesuatu yang dianggap biasa pada masyarakat, ternyata adalah suatu masalah yang butuh dikonstruksikan supaya semua orang tau bahwa kebiasaan tersebut adalah suatu masalah dan perlu diubah. Salah satu kebiasaan tersebut adalah tidak menutup keran secara rapat dan tidak menutup keran saat tidak dipakai, sehingga air yang keluar terbuang sia-sia. Contohnya pada saat habis berwudhu atau menggosok gigi, tidak sedikit orang yang membiarkan kerannya terbuka/tidak menutup rapat keran tersebut, dengan asumsi akan ada orang selanjutnya yang memakai. Menurut sebuah penelitian, satu keran bocor/keran yang tidak ditutup rapat jika dikumpulkan dapat menghasilkan 10 galon air. Pada infografis di bawah ini, dapat dilihat bahwa ada perbedaan dalam penggunaan serta kebutuhan air pada negara maju dan negara berkembang.
http://www.seametrics.com/blog/water-poor-rich-infographic/ |
Infografis tersebut juga menjelaskan tentang bahaya kekurangan akses air bersih, diantaranya diare, typhoid, kolera, dan malaria. 88% kasus fatal di dunia disebabkan kurangnya akses pada air bersih. Memang dengan borosnya pemakaian dan kurangnya kesadaran akan pentingnya air bersih dapat menyebkan kelangkaan. Bisa saja air menjadi seperti minyak yang mulai sulit didapatkan. Dari infografis di bawah ini, dari 100% air yang ada di bumi, 97%nya adalah air laut, dan 3% sisanya air bersih, dan hanya 0.007% air layak minum. Sementara, setiap manusia baiknya meminum 2 liter air per hari, tentunya jika tidak dijaga dengan baik, akan semakin banyak masalah yang timbul.
http://www.billythespacekid.com/images/water-infographic.gif |
Dalam infografis tersebut juga terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kelangkaan air bersih. Diantaranya adalah memperluas suplai air bersih, meningkatkan efisiensi dari suplai air bersih, dan meningkatkan kualitas air bersih. Ada 7 cara yang dapat dilakukan untuk menginvestasi air bersih yaitu dengan pumping & pipelines, well drilling, filtration & purification, testing & measurement, wastewater treatment, desalination, dan leakage detection. Di Indonesia sendiri, kesinambungan dan keberlanjutan persediaan air
bersih perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar. Satu dari sepuluh rumah tangga mengalami
kekurangan persediaan air bersih, khususnya pada
musim kemarau. Optimalisasi kualitas, kuantitas dan
kesinambungan air bersih memerlukan pengelolaan
sumber air yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan. (UNICEF, 2012)
sumber infografis: https://sciex.com/community/blogs/blogs/5-infographics-that-show-the-need-for-drinking-water-testing poster: dokumen pribadi |